Sebab khusus terjadinya perlawanan Pangeran Diponegoro adalah pemasangan patok oleh Belanda untuk pembangunan jalan yang melintasi tanah dan makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo tanpa izin. Pemasangan patok ini dianggap sebagai penghujatan terhadap kehormatan dan keagamaan Pangeran Diponegoro, serta sebagai bentuk penindasan terhadap bangsa Indonesia.
Pemasangan patok ini juga dianggap sebagai bagian dari upaya Belanda untuk menguasai dan mengontrol wilayah Indonesia. Belanda telah melakukan berbagai upaya untuk menguasai dan mengontrol wilayah Indonesia, seperti dengan cara menguasai wilayah, mengatur pemerintahan, dan mengawasi aktivitas masyarakat. Pemasangan patok ini dianggap sebagai bagian dari upaya ini, karena patok tersebut digunakan untuk membuka jalan bagi pengembangan wilayah dan mengawasi aktivitas masyarakat.
Perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap pemasangan patok ini juga dianggap sebagai bagian dari perjuangan bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan. Pangeran Diponegoro, sebagai seorang pemimpin bangsa Indonesia, berjuang untuk mempertahankan kehormatan dan keagamaan bangsa Indonesia, serta untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan bangsa Indonesia dari penindasan Belanda.
Perlawanan Pangeran Diponegoro juga dianggap sebagai bagian dari perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan budaya dan tradisi bangsa Indonesia. Pangeran Diponegoro berjuang untuk mempertahankan budaya dan tradisi bangsa Indonesia, serta untuk memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dalam mengembangkan budaya dan tradisi sendiri.