Bertemu dengan karyawan yang banyak menuntut pasti bikin pusing, apalagi kalau kamu jadi manajer atau supervisor. Masalah ini bukan cuma soal manajemen, tapi juga kepemimpinan yang baik.
Kita bakal bahas gimana cara menghadapi karyawan yang banyak menuntut dengan bijak. Yuk, simak!
Memahami “Karyawan yang Banyak Menuntut”
Pertama-tama, kita perlu paham dulu siapa sih yang disebut karyawan banyak menuntut itu.
Definisi dan Karakteristik Karyawan yang banyak menuntut biasanya adalah mereka yang terus mengajukan permintaan, baik terkait pekerjaan, fasilitas, maupun hal-hal lain yang kadang nggak masuk akal.
Jenis-Jenis Tuntutan Umum Mereka sering minta naik gaji terus-terusan, pengen waktu kerja fleksibel, atau minta jatah libur lebih banyak.
Perbedaan Tuntutan Wajar vs. Berlebihan Tuntutan yang wajar adalah hal yang masuk akal dan bisa dipenuhi perusahaan, kayak minta alat kerja yang lebih baik.
Tapi kalau udah mulai minta yang nggak sesuai aturan atau melampaui kebijakan, itu bisa dibilang berlebihan.
Mengidentifikasi Akar Masalah
Biar nggak salah langkah, penting buat tahu kenapa karyawan bisa jadi banyak menuntut.
Faktor Psikologis Kadang, sikap menuntut muncul karena karyawan merasa kurang dihargai atau nggak puas dengan pekerjaannya.
Pengaruh Lingkungan Kerja Suasana kerja yang kurang kondusif juga bisa bikin karyawan jadi lebih menuntut.
Masalah Pribadi atau Profesional Kadang, tuntutan mereka nggak selalu soal kerjaan, tapi juga pengaruh dari masalah pribadi yang terbawa ke lingkungan kerja.
Yang paling penting, cegah sejak awal biar nggak keburu jadi masalah.
Sistem Rekrutmen dan Seleksi yang Efektif, Pilih calon karyawan yang punya sikap dan mental sesuai dengan budaya perusahaan.
Contoh Kasus
Di Perusahaan XYZ, ada seorang karyawan bernama Rina, yang dikenal sebagai sosok yang sangat berprestasi. Namun, setelah beberapa tahun bekerja, Rina mulai menunjukkan perilaku yang kurang kondusif.
Ia sering mengajukan tuntutan yang berlebihan, seperti minta kenaikan gaji tanpa ada peningkatan kinerja yang signifikan, mengajukan cuti di luar kebijakan perusahaan, dan meminta waktu kerja fleksibel di saat timnya sedang dalam tekanan proyek besar.
Manajer Rina, Pak Andi, merasa situasi ini mulai mengganggu dinamika tim. Namun, sebelum mengambil tindakan, Pak Andi memutuskan untuk mengidentifikasi akar masalah.
Ia melakukan beberapa observasi dan diskusi dengan Rina, mencoba memahami apa yang menjadi penyebab sikap Rina yang semakin menuntut.
Setelah beberapa kali sesi coaching, Pak Andi menemukan bahwa Rina merasa kurang dihargai karena jarang mendapat pengakuan atas prestasinya.
Selain itu, Rina merasa bosan dengan pekerjaannya yang sudah lama tidak berubah. Faktor ini yang memicu Rina jadi lebih sering meminta hak yang menurutnya dapat mengembalikan semangat kerja.
Langkah Penanganan
Pendekatan Personal dan Empati Pak Andi mulai dengan pendekatan personal, mengadakan pertemuan informal di luar kantor untuk membangun komunikasi yang lebih terbuka.
Rina merasa lebih nyaman dan terbuka mengungkapkan perasaannya.|
Penetapan Batasan yang Jelas Pak Andi menjelaskan dengan tegas namun hormat tentang batasan-batasan perusahaan terkait permintaan Rina yang berlebihan, seperti kenaikan gaji dan waktu kerja fleksibel.
Pak Andi juga menjelaskan ekspektasi perusahaan terhadap peningkatan kinerja jika Rina ingin tuntutannya dipertimbangkan.
Pemberdayaan dan Pengembangan Pak Andi menawarkan Rina untuk mengikuti beberapa pelatihan yang bisa menambah skill-nya, dan memberinya kesempatan memimpin proyek baru yang lebih menantang.
Hal ini bukan hanya memberikan Rina ruang untuk berkembang, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan menghargai potensinya.
Umpan Balik dan Evaluasi Berkala Pak Andi melakukan check-in rutin dengan Rina untuk memberikan feedback atas kinerja dan mendiskusikan bagaimana perasaan Rina terhadap tanggung jawab barunya.
Ia memastikan Rina merasa didengar dan terus memberikan apresiasi ketika ada kemajuan positif.
Hasil Akhir
Perlahan, Rina mulai menunjukkan perubahan. Ia menjadi lebih fokus pada pengembangan dirinya dan berhenti mengajukan tuntutan yang berlebihan.
Rina merasa lebih dihargai karena diberi kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi lebih pada perusahaan.
Tim juga merasakan perubahan positif karena Rina mulai lebih proaktif dan mendukung rekan-rekan kerjanya.
Pelajaran yang Dipetik
Pendekatan Empatik Mendengarkan dan memahami karyawan secara personal bisa memberikan insight yang berharga untuk menyelesaikan masalah perilaku yang muncul.
Penetapan Batasan yang Jelas Menyampaikan batasan dengan tegas namun sopan membantu karyawan memahami ekspektasi perusahaan dan menghindari tuntutan yang tidak realistis.
Pemberdayaan Karyawan Memberikan kesempatan berkembang bisa menjadi solusi efektif untuk mengubah perilaku menuntut menjadi kontribusi yang lebih berarti bagi perusahaan.
Kisah sukses ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, karyawan yang awalnya banyak menuntut bisa diubah menjadi aset penting bagi tim dan perusahaan.
10 Cara Menghadapi Karyawan yang Banyak Menuntut Secara Bijak, Ketahui Penyebab dan Solusi Praktisnya
By Arunika
Bertemu dengan karyawan yang banyak menuntut pasti bikin pusing, apalagi kalau kamu jadi manajer atau supervisor. Masalah ini bukan cuma soal manajemen, tapi juga kepemimpinan yang baik.