Dalam dunia kerja yang serba digital ini, kita sering kali mendengar istilah technostress. Ya, stress yang satu ini bukan tentang masalah pribadi, melainkan tentang dampak teknologi pada kesehatan mental kita.
Bagi banyak karyawan, termasuk saya sendiri, technostress ini bisa jadi tantangan tersendiri. Pernah nggak sih, merasa terjebak dalam email yang tak ada habisnya atau bingung dengan update software yang terus-menerus?
Technostress adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan stres yang disebabkan oleh penggunaan teknologi.
Ini bisa berasal dari banyak faktor, seperti keharusan untuk selalu terhubung, overload informasi, atau tekanan untuk beradaptasi dengan perangkat baru.
Data menunjukkan bahwa sekitar 60% karyawan mengalami technostress, yang mengarah pada penurunan produktivitas dan kesehatan mental yang buruk.
Mengatasi technostress itu penting. Pertama, kita bisa meningkatkan produktivitas. Karyawan yang bebas dari stres cenderung lebih fokus dan lebih efisien dalam pekerjaan mereka.
Kedua, kesehatan mental pun menjadi lebih terjaga.
Mengurangi technostress membantu kita merasa lebih bahagia dan puas di tempat kerja.
Terakhir, organisasi juga mendapatkan manfaatnya, karena karyawan yang sehat secara mental berkontribusi lebih baik pada tim.
Baca Juga : Cara Menjadi Karyawan yang Memiliki Sikap Integritas dalam Bekerja
Proses mengatasi technostress tidak bisa instan. Biasanya, butuh waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan untuk benar-benar merasakan perubahan.
Tapi jangan khawatir, setiap langkah kecil yang kita ambil bisa memberikan dampak yang besar.
Langkah pertama untuk mengatasi technostress adalah mengidentifikasi sumber stres. Ini bisa dilakukan dengan mencatat situasi atau perangkat yang paling membuat kita merasa stres.
Misalnya, mungkin itu adalah terlalu banyak email yang masuk setiap hari atau penggunaan media sosial yang berlebihan.
Sebelum kita beranjak ke cara mengatasi, penting untuk mengenali tanda-tanda technostress. Beberapa tanda yang umum adalah:
1. Kelelahan mental
Jika kamu merasa lelah hanya dengan melihat layar komputer, itu bisa jadi tanda technostress.
2. Kesulitan tidur
Stres dari pekerjaan dan teknologi seringkali mengganggu pola tidur kita.
3. Frustrasi yang meningkat
Apakah kamu merasa mudah marah ketika perangkat tidak berfungsi dengan baik? Itu juga bisa jadi tanda.
Baca Juga : Contoh Ide Karyawan untuk Perusahaan agar Suasana Kerja Lebih Menyenangkan dan Produktif
Berikut adalah beberapa tips yang saya dapatkan dari pengalaman pribadi dan orang lain yang bisa membantu kita mengatasi technostress:
Salah satu hal pertama yang saya lakukan adalah membatasi waktu yang dihabiskan di depan layar. Coba deh, atur waktu khusus untuk istirahat.
Misalnya, setelah bekerja selama satu jam, ambil istirahat 10 menit untuk bergerak atau melakukan hal lain.
Cobalah untuk tidak mengecek email setelah jam kerja. Ini bisa membantu kita memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi.
Dulu, saya sering merasa tertekan karena harus menjawab email di luar jam kerja, tapi setelah menetapkan batasan, hidup saya terasa lebih seimbang.
Mindfulness atau kesadaran penuh bisa sangat membantu dalam mengatasi stres. Coba luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk meditasi atau sekadar menarik napas dalam-dalam.
Ini bisa membantu menenangkan pikiran dan meredakan kecemasan.
Kadang-kadang kita merasa overwhelmed karena harus menangani terlalu banyak tugas sekaligus. Cobalah buat daftar tugas dan prioritaskan yang paling penting.
Dengan cara ini, kamu bisa lebih fokus dan mengurangi perasaan kewalahan.
Baca Juga : Contoh Sikap Fixed Mindset dan Growth Mindset dalam Dunia Kerja
Berinteraksi dengan rekan kerja bisa menjadi cara yang baik untuk meredakan stres. Ajak teman untuk ngopi atau sekadar berbincang ringan.
Berbagi pengalaman bisa membantu kita merasa lebih baik.
Jika kamu merasa kesulitan dengan teknologi, coba untuk belajar lebih banyak tentangnya. Mengambil kursus singkat atau mengikuti webinar bisa membantu kamu merasa lebih percaya diri dan mengurangi frustrasi.
Baca Juga : Cara Menghadapi Drama Politik Kantor Secara Profesional dan Cerdas
Banyak orang, termasuk saya, sering kali mengabaikan tanda-tanda technostress. Kita cenderung berpikir bahwa kita bisa mengatasinya sendiri.
Namun, dengan tidak mengambil tindakan, kita justru memperburuk keadaan. Jadi, penting untuk tidak meremehkan gejala-gejala ini dan segera mengambil langkah.
Ada satu momen yang teringat jelas. Saya pernah berada di tengah proyek besar dan merasa terjebak dengan banyaknya informasi yang masuk.
Rasanya, semua email dan pesan chat bikin pusing! Tapi setelah saya mulai menerapkan beberapa tips di atas, seperti membuat daftar prioritas dan membatasi waktu layar, saya merasa lebih baik.
Proyek tersebut pun bisa selesai dengan baik, dan saya pun belajar untuk mengelola stres lebih efektif.
Baca Juga : Contoh Strategi Membuat Rencana Karir Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang efektif
Jika setelah mencoba berbagai cara, technostress masih mengganggu, mungkin sudah saatnya mencari bantuan profesional.
Konsultasi dengan psikolog atau konselor dapat memberikan perspektif baru dan membantu kita menemukan solusi yang lebih efektif.
Technostress adalah masalah nyata yang dihadapi banyak karyawan di era digital ini. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat dan dukungan yang baik, kita bisa mengatasinya.
Ingat, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan dan berbagi pengalaman dengan orang lain.
Dalam dunia kerja yang serba digital ini, kita sering kali mendengar istilah technostress. Ya, stress yang satu ini bukan tentang masalah pribadi, melainkan tentang dampak teknologi pada kesehatan mental kita.